MAKALAH Pengantar Manajemen. di susun oleh meri andani
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Manajemen
yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur
manajemen akan dapat di tingkatkan (Hasibuan,
Malayu S.P 2003).
Secara umum manajemen juga di pandang
sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memproleh
tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik
organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik,
di antaranya adalah: Sebuah proses atau seri dan aktivitas yang berkelanjutan
dan berhubungan, melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan
organisasi, mendapatkan hasil-hasil ini dengan bekerja sama dengan sejumlah
orang dan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah makalah kami adalah
1. Pengertian Manajemen dan batasan
manajemen
2. Filsafat manajemen
3. Ilmu dan seni manajemen
4. Pentingnya tujuan dalam manajemen
C.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen di semester.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun unsur-unsur
manajemen itu terdiri dari: man, money,
method, machines, materials, dan market, disingkat 6 M.
Manajemen berasal dari
kata to manage yang artinya mengatur. Timbul pertanyaan tentang apa yang di
atur, apa tujuannya di atur, mengapa harus di atur, siapa yang mengatur, dan
bagaimana mengaturnya.
1.
Yang di atur
adalah semua unsur manajemen, yakni 6M.
2. Tujuannya
diatur adalah agar 6M lebih berdaya guna dan hasil dalam mewujudkan tujuan.
3. Harus
diatur supaya 6M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan terintegrasi
dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisai.
4. Yang
mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinanya yaitu pimpinan puncak, manajer
madya, dan supervise.
5. Mengaturnya
adalah dengan melakukan kegiatan urut-urutan fungsi manajemen tersebut.
Filsafat Manajemen
adalah bagian yang paling penting dari pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permalahan manajerial.
Ilmu adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu,
yang digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang pengetahuan.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Batasan Manajemen
Manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen lahir sebagai akibat dari ketidak seimbangan
pengembangan teknis dengan kemampuan soisal, perkembangan teknis sangat pesat
sementara kemampuan manusia untuk mengelola/memanaj tertinggal, barulah pada
abad 20 para teoritis maupun praktisi mulai memperlihatkan perkembangan.
Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan
perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan,
ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan
sebagainya.
John D.Millet membatasi manajemen is the process of directing
and facilitating the work of people organized in formal groups to
achieve a desired goal (suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas
kerja kepada orang yang di organisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai
tujuan Siswanto, 2008;4)
Dari
pengertian diatas titik tekan manajeman menurut milet adalah:
1. Proses
pengarahan (proses of directing)
2.
Pembagian kerja
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. (siswanto,2008;2) definisi tersebut
mengandung unsur-unsur:
1. Elemen sifat
2. Elemen fungsi
3. Elemen sasaran/objek
4. Elemen tujuan
1. Elemen Sifat
Manajemen dikatakan sebagai elemen
sifat dikarnakan manajemen ditinjau sebagai seni dan ilmu, manajemen sebagai
suatu seni merupakan suatu keahlian, kemahiran, kecakapan, dalam mengolah
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, seni merupakan perwujudan
keindahan, keluwesan dan keterampilan individu dalam mengalokasikan dan
mengatur sumber daya. Sementara manajemen sebagai suatu ilmu merupakan
akumulasi pengetahuan yang telah tersistematisasi yang diorganisasikan untuk
mencapai kebenaran mutlak.
2. Elemen Fungsi
Manajemen sebagai fungsi merupakan
perwujudan dari apa yang telah dikenal dengan istilah POAC
a. Perencanaan (Planing)
Merupakan suatu proses dan rangkaian
kegiatan untuk menetapkan tujuan telebih dahulu sebelum kegiatan tersebut
dimulai sehingga perencanaan merupakan tahapan-tahapan/lngkah-langkah yang
harus ditempuh dalam hal mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan proses dan rangkaian dalam
pembagian tugas yang telah
direncanakan dan untuk diselesaikan bagi setiap individu yang
tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
c. Pengarahan
Merupakan rangkaian kegiatan yang
memberikan langkahlangkah/ tahapan-tahapan instruksi atasan kepada bawahan
dalam hal menyelesaikan tugas-tugas yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan.
d. Pemotivasian
Merupakan kegiatan yang diarahkan oleh
atasan dalam hal memberikan semangat, dorongan dan insfirasi kepada bawahan
dalam hal memberikan gairah kerja dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dalam mencapai tujuan.
e. Pengendalian/pengawasan
Pengendalian merupakan proses agar
tugas dan tanggungjawab yang telah tersusun dalam perencanaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana.
3. Elemen sasaran
a. Orang (manusia)
Manusia sebagai pemegang dan pelaksana
dari tugas dan tanggungjawab organisasi atau badan tempat ia bekerja yang
membutuhkan pengaturan, penataan, ketatapengurusan dan kepemimpinan.
b. Mekanisme kerja
Merupakan tatacara dan tahapan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi
4. Elemen Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang
diinginkan atas suatu tahapan pelaksanaan kegiatan, dalam arti luas tujuan
mengandung hal seperti objective,purpose, mission,deadline,standard,
target,dan quota. (siswant0,2008;4) tujuan merupakan rangkaian dalam proses
perencanaan dan merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.
B. Filsafat Manajemen
Filsafat atau falsafah mempunyai
banyak pengertian. Menurut Socrates, filsafat adalah suatu cara berpikir yang
radikal dan menyeluruh atau cara berpikir yang mengupas sesuatu
sedalam-dalamnya. Tetapi tugas filsafat tidak menjawab pertanyaan yang timbul
dalam kehidupan, tetapi mempersoalkan jawaban yang diberikan. Berfilsafat
adalah berpikir radikal atau sampai kepada radiks-nya (akarnya), menyeluruh dan
mendasar.
Filsafat bersifat menyeluruh, mendasar, dan
spekulatif. Dengan kata lain cakupan filsafat hanyalah mengenai hal-hal yang
bersifat umum. Hal-hal yang bersifat khusus menjadi kajian ilmu. Jadi cakupan
ilmu memang lebih sempit dari pada cakupan filsafat. Meskipun cakupan ilmu
lebih sempit, kajian ilmu adalah lebih mendalam dan lebih tuntas.
Telaah ilmu dari segi filosofis adalah telaah yang
berusaha menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Telaah tersebut dinamakan
filsafat ilmu. Pertanyaan yang diusahakan untuk dijawab oleh filsafat ilmu
adalah yang berkenaan dengan:
a) Obyek telaah
suatu ilmu.
b) Wujud hakiki
obyek tersebut.
c) Hubungan
antara obyek dan manusia yang membuahi ilmu dan pengetahuan.
d) Cara
memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang benar.
e) Penggunaan
ilmu dan pengetahuan.
Manajemen mengandung tiga pengertian
yaitu: pertama, manajemen sebagai proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas,
ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan suatu ilmu. Pengertian ketiga
istilah tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:
1. Manajemen sebagai suatu proses,
berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Menurut Haiman, manajemen
adalah fungsi untuk mencapai sesuatu dengan melalui kegiatan orang lain dan
mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan utama bersama. Selanjutnya
menurut GR. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari dua
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga pokok penting dalam defisi
tersebut yaitu, pertama adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua tujuan yang
dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain, dan ketiga kegiatan orang
lain itu harus dibimbing dan diawasi.
2. Manajemen
sebagai kolektivitas, orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi
setiap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu
disebut manajemen. Dalam arti tunggal disebut manajer. Manajer adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar
tujuan unit pimpinannya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
3. Manajemen
sebagai suatu seni dan ilmu, manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai
tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai
ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian, dan kedaan-keadaan.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan
tentang bagaimana manajemen dari sudut ontologi, epistemologi dan aksiologi
filsafat.
1.
Ontologi
Ontologi kadang-kadang disamakan
dengan metafisika. Istilah metafisika itu pertama kali dipakai oleh Andronicus
dari Rhodesia pada zaman 70 tahun sebelum Masehi. Artinya adalah segala sesuatu
yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat supra-fisis atau kerangka
penjelasan yang menerobos melampaui pemikiran biasa yang memang sangat terbatas
atau kurang memadai. Makna lain istilah metafisika adalah ilmu yang menyelidiki
hakikat apa yang ada dibalik alam nyata. Jadi, metafisika berati ilmu hakikat.
Ontologi pun berarti ilmu hakikat.
Yang dipermasalahkan oleh ontologi dalam ilmu
Manajemen adalah siapa yang membutuhkan manajemen? Pertanyaan ini sering
dijawab perusahaan (bisnis), tentu saja benar sebagian tetapi tidak lengkap
karena manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi
dan dalam semua tipe organisasi. Dalam praktik manajemen dibutuhkan dimana saja
orang-orang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Di lain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya
selalu akan menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi
sekolah, perkumpulan olah raga, kelompok musik, militer atau pun organisasi
perusahaan. Organisasi-organisasi ini mempunyai persamaan dasar walaupun dapat
berbeda satu dengan yang lain dalam beberapa hal, seperti contoh organisasi
perusahaan atau departemen pemerintah dikelola secara lebih formal dibanding
kelompok musik atau rukun tetangga. Persamaan ini tercermin pada fungsi-fungsi
manajerial yang dijalankan.
2.
Epistemologi
Istilah epistemologi ini pertama
kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854 dalam bukunya yang berjudul
Institute of Metaphysics. Menurut sarjana tersebut ada dua cabang dalam
filsafat, ialah: epistemologi dan ontologi. Epistemologi berasal dari bahasa
Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi,
dengan istilah itu, yang dimaksud epistemologi adalah penyelidikan asal mula
pengetahuan atau strukturnya, metodenya, dan validitasnya.
Ruang lingkup epistemologi pada Manajemen dapat
dilihat dalam kaitannya dengan sejumlah disiplin ilmu yang bisa” kerja sama”
seperti: pendidikan, ekonomi, politik, dan lain-lain. Namun ruang lingkup itu
mengalami perkembangan, sehingga pada setiap era terdapat lingkup yang khusus
dalam epistemologi itu. Ruang lingkup yang khusus bisa terjadi pada disiplin
ilmu manajemen itu sendiri sehingga melahirkan spesialisasi pengkajiannya. Di
antara spesialisasi itu adalah:
a. Manajemen
pendidikan
b. Manajemen
sumberdaya manusia
c. Manajemen
keuangan
d. Manajemen
personalia
e. Manajemen
produksi, dan lain sebagainya
Semula epistemologi ini mempermasalahkan
kemungkinan yang mendasar mengenai pengetahuan (very possibility of knowledge).
Apakah pengetahuan yang paling murni dapat dicapai.
Permasalahan epistemologi di ilmu
manajemen berkisar pada ihwal proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan
yang berupa ilmu: bagaimana prosedurnya, apa yang harus diperhatikan untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar, apakah yang disebut kebenaran dan apa saja
kriterianya, serta sarana apa yang membantu orang mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu.
Jawaban-jawaban yang dibutuhkan untuk memenuhi
pertanyaan tersebut di manajemen sudah sedemikian rupa diberlakukan bagi para
ilmuwan itu sendiri. Prosedur dengan pendekatan metode ilmiah adalah prosedur
baku untuk menelaah manajemen.
Cara pencarian kebenaran yang dipandang ilmiah ialah
yang dilakukan melalui penelitian. Penelitian adalah hasrat ingin tahu pada
manusia dalam taraf keilmuannya. Penyaluran sampai taraf setinggi ini disertai
oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang
tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Penelitian adalah suatu proses
yang terjadi dari suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan
sistematis untuk mendapatkan jawaban sejumlah pertanyaan.
Pada setiap penelitian ilmiah melekat ciri-ciri umum,
yaitu: pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logika
dan koheren. Artinya dituntut adanya sistem dalam metode maupun dalam hasilnya.
Jadi susunannya logis. Ciri lainnya adalah universalitas. Bertalian dengan universalitas
ini adalah objektivitas. Setiap penelitian ilmiah harus objektif artinya
terpimpin oleh objek dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai
prasangka subyektif. Agar penelitian ilmiah dijamin objektivitasya, tuntutan
intersubjektivias perlu dipenuhi.
3.
Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani
axios yang berarti `memiliki harga ’mempunyai nilai’, dan logos yang bermakna
`teori` atau `penalaran Sebagai suatu istilah, aksiologi mempunyai arti sebagai
teori tentang nilai yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik dan
dipilih. Teori ini berkembang sejak jaman Plato dalam hubungannya dengan
pembahasan mengenai bentuk atau ide (ide tentang kebaikan).
Permasalahan aksiologi ilmu manajemen (1) sifat nilai,
(2) tipe nilai, (3) kriteria nilai, dan (4) status metafisika nilai.
Masing-masing dicoba untuk dijelaskan dengan ringkas sebagai berikut.
Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian
tentang pemenuhan hasrat, kesenangan, kepuasan, minat, kemauan rasional yang
murni, serta persepsi mental yang erat sebagai pertalian antara sesuatu sebagai
sarana untuk menuju ke titik akhir atau menuju kepada tercapainya hasil yang
sebenarnya. Di dalam mengkaji Manajemen berkecimpung tentunya dilandasi dengan
hasrat untuk mendapatkan kepuasan.
Perihal tipe nilai didapat informasi bahwa ada nilai
intrinsik dan ada nilai instrumental. Nilai intrinsik ialah nilai konsumatoris
atau yang melekat pada diri sesuatu sebagai bobot martabat diri (prized for
their own sake). Yang tergolong ke dalam nilai intrinsik adalah kebaikan dari
segi moral, kecantikan, keindahan, dan kemurnian. Nilai instrumental adalah
nilai penunjang yang menyebabkan sesuatu memiliki nilai intrinsik.
Penerapan tipe nilai bagi manajemen diarahkan
manajemen sebagai profesi. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk
mengklasifikasikan manajemen sebagai profesi, kriteria-kriteria untuk
menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut:
1. Para
profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya
pendidikan kursus-kursus program-program latihan formal menunjukan bahwa ada
prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan
2. Para
profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja
tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya
3. Para
profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin
untuk mereka yang menjadi klienya.
Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin
profesional melalui perkembangan yang mencolok program-program latihan
manajemen di Universitas-universitas ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta
dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi atau perusahaan.
C. Ilmu dan Seni
Manajemen
Manajemen sebagai ilmu adalah suatu akumulasi pengetahuan
yang disistemasi atau kesatuan pengetahuan yang terorganisir. Manajemen sebagai
suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan terhadap keseluruhan
dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang
dapat diamati oleh indra manusia.
Titik
berat manajemen sebagai suatu ilmu terletak pada metode keilmuan. Yang mengikat
semua ilmu adalah metode ilmu yang dipergunakan untuk mensistemasi seluruh
pengetahuan yang sifatnya pragmatis.
Goode dan Hat (1952:7) membatasi ilmu sebagai suatu cara
menganalisis yang mengijinkan para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi
dalam bentuk kausalitas, yaitu Apabila dalam hubungan itu diketengahkan
bagaimana suatu kumpulan pengetahuan harus disistemasi. Sebaliknya, apabila proposisi
dimulai dengan kebenaran apriori maka proposisi itu kehilangan sifat ilmiahnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ilmu itu harus bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif. Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti ilmu. Dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ilmu itu harus bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif. Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti ilmu. Dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu.
Metode Ilmiah dalam Manajemen
meliputi:
1. observasi
- rumusan permasalahan
- akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
- generalisasi
- rumusan hipotesis
6. pengujian dan verifikasi
Karena
manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu maka seorang manajer haruslah memiliki
sikap ilmiah sebagaimana para ilmuwan.
Sikap ilmiah yang harus dimiliki manajer:
1. Obyektif
- Serba relatif
- Skeptif
- Kesabaran Intelektual
- Kesederhanaan
6. Tidak memihak kepada etik
Manajemen
Sebagai Seni
Manajemen
sebagai seni yaitu manajemen dipandang sebagai keahlian, kemahiran, kemampuan,
serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam
menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan. Sifat Manajemen Sebagai Seni:
1. Ahli
- Mahir
- Mampu
4. Terampil
Metode manajemen sebagai seni:
1. Studi
- Observasi
- Praktik lapangan
D. Pentingnya tujuan
manajemen
Adalah penting untuk
menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Namun, mengetahui hal-hal yang
harus dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang
dirampungkan bergerak ke arah tujuan yang hendak dicapai adalah lebih
penting. Apa yang harus dicapai oleh seorang manajer dan mengapa ia berusaha
untuk mencapainya selalu menjadi pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam
manajemen.
Pengertian Tujuan
Pengertian Tujuan
Tujuan adalah seuatu
yang ingin diwujudkan oleh seseorang; tujuan merupakan obyek atas suatu
tindakan. Edwin A. Locke (1968:157) mengatakan bahwa Frederick W. Taylor
menggunakan tujuan yang ditentukan sebagai salah satu teknik utama dari
Manajemen Ilmiah (Scientific Management). Setiap bawahan diberi suatu
tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai dan didasarkan pada studi gerak dan
waktu (time and motion study).
Sifat Penetapan Tujuan Menurut Locke:
·
spesifikasi tujuan (goal spesificity)
Suatu tujuan harus spesifik dan dapat
diukur. Tujuan harus mampu menjawab apa, siapa, kapan, di mana, mengapa dan
bagaimana ekspektasi atas tujuan tersebut. Semakin spesifik suatu tujuan,
semakin eksplisit kinerja akan dipengaruhi.
·
kesukaran tujuan (goal difficulty)
Tujuan telah terbukti menjadi taktik
motivasi yang efektif apabila kesukaran dimasukkan sebagai bahan pertimbangan.
Tujuan harus dibuat setinggi mungkin untuk meningkatkan kinerja tetapi cukup
rendah untuk bisa diwujudkan. Apabila area abu-abu itu dapat tercapai maka
tujuan dapat dikatakan telah terbukti efektivitasnya.
·
intensitas tujuan (goal intensity)
Intensitas tujuan berkaitan dengan
"bagaimana", berkaitan dengan proses penyusunan tujuan atau bagaimana
cara mewujudkan tujuan tersebut yang dapat diukur dengan faktor-faktor seperti
cakupan atas proses kognitif, tingkat usaha (efforts) yang diperlukan,
tingkat kepentingan tujuan dan konteks yang dibuat.
Empat Unsur Tujuan Manajemen
1. sesuatu
yang ingin diwujudkan (goal)
- cakupan (scope)
- ketepatan (definitness)
4. pengarahan
(direction)
Penggolongan Tujuan:
1. Tujuan
Organisasi secara makro
- Tujuan Manajer pada seluruh tingkatan hirarki organisasi
3. Tujuan
Individu
Klasifikasi Tujuan Menurut G.R. Terry
(1975:40):
1. Tujuan
Pokok
- Tujuan Bagian
- Tujuan Kelompok
- Tujuan Kesatuan
- Tujuan Individu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwa manajemen merupakan sebuah ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
B. Saran
Bagi mahasiswa,makalah ini penting untuk
dibaca karna jika nanti kita bekerja di sebuah perusahaan atau pendidikan pasti
akan menghadapi masalah tidak berjalannya program kerja secara baik. Bagi
penyusun selanjutnya di harapkan bisa membuat makalah tentang materi ini lebih
baik lagi.
Daftar
Pustaka
Hasibuan,
M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Widarto,
M A. “Teori Manajemen Mutakhir” .16-September-2016. http://teorimanajemenmutakhir.blogspot.co.id/2013/09/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
Arianto. “FilsafatManajemen”. 16-September-2016. http://ariantokutabatu.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-manajemen-dan-filsafat.html
Asep.”Konsep Dasar
Manajemen”.
16-September-2016.http://asep919.blogspot.co.id/2012/07/konsep-dasar-manajemen.html?m=1
sipp lanjutkan karyanya buu
BalasHapus