MAKALAH Pengantar Manajemen. di susun oleh meri andani



BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
     Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.  Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat di tingkatkan (Hasibuan, Malayu S.P 2003).
    Secara umum manajemen juga di pandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memproleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik, di antaranya adalah: Sebuah proses atau seri dan aktivitas yang berkelanjutan dan berhubungan, melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi, mendapatkan hasil-hasil ini dengan bekerja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki.
B. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah makalah kami adalah
1. Pengertian Manajemen dan batasan manajemen
2. Filsafat manajemen
3. Ilmu dan seni manajemen
4. Pentingnya tujuan dalam manajemen
C. Tujuan
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen di semester.







BAB II
LANDASAN TEORI
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari: man, money, method, machines, materials, dan market, disingkat 6 M.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Timbul pertanyaan tentang apa yang di atur, apa tujuannya di atur, mengapa harus di atur, siapa yang mengatur, dan bagaimana mengaturnya.
1. Yang di atur adalah semua unsur manajemen, yakni 6M.
2. Tujuannya diatur adalah agar 6M lebih berdaya guna dan hasil dalam mewujudkan tujuan.
3. Harus diatur supaya 6M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisai.
4. Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinanya yaitu pimpinan puncak, manajer madya, dan supervise.
5. Mengaturnya adalah dengan melakukan kegiatan urut-urutan fungsi manajemen tersebut.
Filsafat Manajemen adalah bagian yang paling penting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permalahan manajerial.
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang pengetahuan.






BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Batasan Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen lahir sebagai akibat dari ketidak seimbangan pengembangan teknis dengan kemampuan soisal, perkembangan teknis sangat pesat sementara kemampuan manusia untuk mengelola/memanaj tertinggal, barulah pada abad 20 para teoritis maupun praktisi mulai memperlihatkan perkembangan.
Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya.
John D.Millet membatasi manajemen is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal (suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang di organisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan Siswanto, 2008;4)
Dari pengertian diatas titik tekan manajeman menurut milet adalah:
1. Proses pengarahan (proses of directing)
2. Pembagian kerja
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. (siswanto,2008;2) definisi tersebut mengandung unsur-unsur:
1. Elemen sifat
2. Elemen fungsi
3. Elemen sasaran/objek
4. Elemen tujuan



1. Elemen Sifat
Manajemen dikatakan sebagai elemen sifat dikarnakan manajemen ditinjau sebagai seni dan ilmu, manajemen sebagai suatu seni merupakan suatu keahlian, kemahiran, kecakapan, dalam mengolah sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, seni merupakan perwujudan keindahan, keluwesan dan keterampilan individu dalam mengalokasikan dan mengatur sumber daya. Sementara manajemen sebagai suatu ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang telah tersistematisasi yang diorganisasikan untuk mencapai kebenaran mutlak.
2. Elemen Fungsi
Manajemen sebagai fungsi merupakan perwujudan dari apa yang telah dikenal dengan istilah POAC
a. Perencanaan (Planing)
Merupakan suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan telebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dimulai sehingga perencanaan merupakan tahapan-tahapan/lngkah-langkah yang harus ditempuh dalam hal mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan proses dan rangkaian dalam pembagian tugas yang telah
direncanakan dan untuk diselesaikan bagi setiap individu yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
c. Pengarahan
Merupakan rangkaian kegiatan yang memberikan langkahlangkah/ tahapan-tahapan instruksi atasan kepada bawahan dalam hal menyelesaikan tugas-tugas yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan.
d. Pemotivasian
Merupakan kegiatan yang diarahkan oleh atasan dalam hal memberikan semangat, dorongan dan insfirasi kepada bawahan dalam hal memberikan gairah kerja dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dalam mencapai tujuan.
e. Pengendalian/pengawasan
Pengendalian merupakan proses agar tugas dan tanggungjawab yang telah tersusun dalam perencanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
3. Elemen sasaran
a. Orang (manusia)
Manusia sebagai pemegang dan pelaksana dari tugas dan tanggungjawab organisasi atau badan tempat ia bekerja yang membutuhkan pengaturan, penataan, ketatapengurusan dan kepemimpinan.
b. Mekanisme kerja
Merupakan tatacara dan tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
4. Elemen Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang diinginkan atas suatu tahapan pelaksanaan kegiatan, dalam arti luas tujuan mengandung hal seperti objective,purpose, mission,deadline,standard, target,dan quota. (siswant0,2008;4) tujuan merupakan rangkaian dalam proses perencanaan dan merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.

B. Filsafat Manajemen
Filsafat atau falsafah mempunyai banyak pengertian. Menurut Socrates, filsafat adalah suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Tetapi tugas filsafat tidak menjawab pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, tetapi mempersoalkan jawaban yang diberikan. Berfilsafat adalah berpikir radikal atau sampai kepada radiks-nya (akarnya), menyeluruh dan mendasar.
Filsafat bersifat menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Dengan kata lain cakupan filsafat hanyalah mengenai hal-hal yang bersifat umum. Hal-hal yang bersifat khusus menjadi kajian ilmu. Jadi cakupan ilmu memang lebih sempit dari pada cakupan filsafat. Meskipun cakupan ilmu lebih sempit, kajian ilmu adalah lebih mendalam dan lebih tuntas.
Telaah ilmu dari segi filosofis adalah telaah yang berusaha menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Telaah tersebut dinamakan filsafat ilmu. Pertanyaan yang diusahakan untuk dijawab oleh filsafat ilmu adalah yang berkenaan dengan:
a)      Obyek telaah suatu ilmu.
b)      Wujud hakiki obyek tersebut.
c)      Hubungan antara obyek dan manusia yang membuahi ilmu dan pengetahuan.
d)     Cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang benar.
e)      Penggunaan ilmu dan pengetahuan.
Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen sebagai proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan suatu ilmu. Pengertian ketiga istilah tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:
1. Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu dengan melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan utama bersama. Selanjutnya menurut GR. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga pokok penting dalam defisi tersebut yaitu, pertama adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua tujuan yang dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain, dan ketiga kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi.
2.      Manajemen sebagai kolektivitas, orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi setiap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti tunggal disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit pimpinannya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
3.      Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian, dan kedaan-keadaan.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang bagaimana manajemen dari sudut ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat.
1.      Ontologi
Ontologi kadang-kadang disamakan dengan metafisika. Istilah metafisika itu pertama kali dipakai oleh Andronicus dari Rhodesia pada zaman 70 tahun sebelum Masehi. Artinya adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat supra-fisis atau kerangka penjelasan yang menerobos melampaui pemikiran biasa yang memang sangat terbatas atau kurang memadai. Makna lain istilah metafisika adalah ilmu yang menyelidiki hakikat apa yang ada dibalik alam nyata. Jadi, metafisika berati ilmu hakikat. Ontologi pun berarti ilmu hakikat.
Yang dipermasalahkan oleh ontologi dalam ilmu Manajemen adalah siapa yang membutuhkan manajemen? Pertanyaan ini sering dijawab perusahaan (bisnis), tentu saja benar sebagian tetapi tidak lengkap karena manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe organisasi. Dalam praktik manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Di lain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi sekolah, perkumpulan olah raga, kelompok musik, militer atau pun organisasi perusahaan. Organisasi-organisasi ini mempunyai persamaan dasar walaupun dapat berbeda satu dengan yang lain dalam beberapa hal, seperti contoh organisasi perusahaan atau departemen pemerintah dikelola secara lebih formal dibanding kelompok musik atau rukun tetangga. Persamaan ini tercermin pada fungsi-fungsi manajerial yang dijalankan.
2.      Epistemologi
Istilah epistemologi ini pertama kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854 dalam bukunya yang berjudul Institute of Metaphysics. Menurut sarjana tersebut ada dua cabang dalam filsafat, ialah: epistemologi dan ontologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah itu, yang dimaksud epistemologi adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya, metodenya, dan validitasnya.
Ruang lingkup epistemologi pada Manajemen dapat dilihat dalam kaitannya dengan sejumlah disiplin ilmu yang bisa” kerja sama” seperti: pendidikan, ekonomi, politik, dan lain-lain. Namun ruang lingkup itu mengalami perkembangan, sehingga pada setiap era terdapat lingkup yang khusus dalam epistemologi itu. Ruang lingkup yang khusus bisa terjadi pada disiplin ilmu manajemen itu sendiri sehingga melahirkan spesialisasi pengkajiannya. Di antara spesialisasi itu adalah:
a.       Manajemen pendidikan
b.      Manajemen sumberdaya manusia
c.       Manajemen keuangan
d.      Manajemen personalia
e.       Manajemen produksi, dan lain sebagainya
Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang mendasar mengenai pengetahuan (very possibility of knowledge). Apakah pengetahuan yang paling murni dapat dicapai.
Permasalahan epistemologi di ilmu manajemen berkisar pada ihwal proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu: bagaimana prosedurnya, apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, apakah yang disebut kebenaran dan apa saja kriterianya, serta sarana apa yang membantu orang mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu.
Jawaban-jawaban yang dibutuhkan untuk memenuhi pertanyaan tersebut di manajemen sudah sedemikian rupa diberlakukan bagi para ilmuwan itu sendiri. Prosedur dengan pendekatan metode ilmiah adalah prosedur baku untuk menelaah manajemen.
Cara pencarian kebenaran yang dipandang ilmiah ialah yang dilakukan melalui penelitian. Penelitian adalah hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilmuannya. Penyaluran sampai taraf setinggi ini disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Penelitian adalah suatu proses yang terjadi dari suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mendapatkan jawaban sejumlah pertanyaan.
Pada setiap penelitian ilmiah melekat ciri-ciri umum, yaitu: pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logika dan koheren. Artinya dituntut adanya sistem dalam metode maupun dalam hasilnya. Jadi susunannya logis. Ciri lainnya adalah universalitas. Bertalian dengan universalitas ini adalah objektivitas. Setiap penelitian ilmiah harus objektif artinya terpimpin oleh objek dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai prasangka subyektif. Agar penelitian ilmiah dijamin objektivitasya, tuntutan intersubjektivias perlu dipenuhi.
3.      Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti `memiliki harga ’mempunyai nilai’, dan logos yang bermakna `teori` atau `penalaran Sebagai suatu istilah, aksiologi mempunyai arti sebagai teori tentang nilai yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Teori ini berkembang sejak jaman Plato dalam hubungannya dengan pembahasan mengenai bentuk atau ide (ide tentang kebaikan).
Permasalahan aksiologi ilmu manajemen (1) sifat nilai, (2) tipe nilai, (3) kriteria nilai, dan (4) status metafisika nilai. Masing-masing dicoba untuk dijelaskan dengan ringkas sebagai berikut.
Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian tentang pemenuhan hasrat, kesenangan, kepuasan, minat, kemauan rasional yang murni, serta persepsi mental yang erat sebagai pertalian antara sesuatu sebagai sarana untuk menuju ke titik akhir atau menuju kepada tercapainya hasil yang sebenarnya. Di dalam mengkaji Manajemen berkecimpung tentunya dilandasi dengan hasrat untuk mendapatkan kepuasan.
Perihal tipe nilai didapat informasi bahwa ada nilai intrinsik dan ada nilai instrumental. Nilai intrinsik ialah nilai konsumatoris atau yang melekat pada diri sesuatu sebagai bobot martabat diri (prized for their own sake). Yang tergolong ke dalam nilai intrinsik adalah kebaikan dari segi moral, kecantikan, keindahan, dan kemurnian. Nilai instrumental adalah nilai penunjang yang menyebabkan sesuatu memiliki nilai intrinsik.
Penerapan tipe nilai bagi manajemen diarahkan manajemen sebagai profesi. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengklasifikasikan manajemen sebagai profesi, kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut:
1.      Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya pendidikan kursus-kursus program-program latihan formal menunjukan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan
2.      Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya
3.      Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi klienya.
Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional melalui perkembangan yang mencolok program-program latihan manajemen di Universitas-universitas ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi atau perusahaan.

C. Ilmu dan Seni Manajemen
Manajemen sebagai ilmu adalah suatu akumulasi pengetahuan yang disistemasi atau kesatuan pengetahuan yang terorganisir. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan terhadap keseluruhan dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang dapat diamati oleh indra manusia.
Titik berat manajemen sebagai suatu ilmu terletak pada metode keilmuan. Yang mengikat semua ilmu adalah metode ilmu yang dipergunakan untuk mensistemasi seluruh pengetahuan yang sifatnya pragmatis.
Goode dan Hat (1952:7) membatasi ilmu sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk kausalitas, yaitu Apabila dalam hubungan itu diketengahkan bagaimana suatu kumpulan pengetahuan harus disistemasi. Sebaliknya, apabila proposisi dimulai dengan kebenaran apriori maka proposisi itu kehilangan sifat ilmiahnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ilmu itu harus bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif. Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti ilmu. Dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu.
Metode Ilmiah dalam Manajemen meliputi:
1.      observasi
  1. rumusan permasalahan
  2. akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
  3. generalisasi
  4. rumusan hipotesis
6.      pengujian dan verifikasi
Karena manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu maka seorang manajer haruslah memiliki sikap ilmiah sebagaimana para ilmuwan.
Sikap ilmiah yang harus dimiliki manajer:
1.      Obyektif
  1. Serba relatif
  2. Skeptif
  3. Kesabaran Intelektual
  4. Kesederhanaan
6.      Tidak memihak kepada etik
Manajemen Sebagai  Seni
Manajemen sebagai seni yaitu manajemen dipandang sebagai keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Sifat Manajemen Sebagai Seni:
1.      Ahli
  1. Mahir
  2. Mampu
4.      Terampil

Metode manajemen sebagai seni:
1.      Studi
  1. Observasi
  2. Praktik lapangan
D. Pentingnya tujuan manajemen
Adalah penting untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Namun, mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang  dirampungkan bergerak ke arah tujuan yang hendak dicapai adalah lebih penting. Apa yang harus dicapai oleh seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya selalu menjadi pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen.
Pengertian Tujuan
Tujuan adalah seuatu yang ingin diwujudkan oleh seseorang; tujuan merupakan obyek atas suatu tindakan. Edwin A. Locke (1968:157) mengatakan bahwa Frederick W. Taylor menggunakan tujuan yang ditentukan sebagai salah satu teknik utama dari Manajemen Ilmiah (Scientific Management). Setiap bawahan diberi suatu tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai dan didasarkan pada studi gerak dan waktu (time and motion study).
Sifat Penetapan Tujuan Menurut Locke:
·         spesifikasi tujuan (goal spesificity)
Suatu tujuan harus spesifik dan dapat diukur. Tujuan harus mampu menjawab apa, siapa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana ekspektasi atas tujuan tersebut. Semakin spesifik suatu tujuan, semakin eksplisit kinerja akan dipengaruhi.
·         kesukaran tujuan (goal difficulty)
Tujuan telah terbukti menjadi taktik motivasi yang efektif apabila kesukaran dimasukkan sebagai bahan pertimbangan. Tujuan harus dibuat setinggi mungkin untuk meningkatkan kinerja tetapi cukup rendah untuk bisa diwujudkan. Apabila area abu-abu itu dapat tercapai maka tujuan dapat dikatakan telah terbukti efektivitasnya.

·         intensitas tujuan (goal intensity)
Intensitas tujuan berkaitan dengan "bagaimana", berkaitan dengan proses penyusunan tujuan atau bagaimana cara mewujudkan tujuan tersebut yang dapat diukur dengan faktor-faktor seperti cakupan atas proses kognitif, tingkat usaha (efforts) yang diperlukan, tingkat kepentingan tujuan dan konteks yang dibuat.
Empat Unsur Tujuan Manajemen
1.      sesuatu yang ingin diwujudkan (goal)
  1. cakupan (scope)
  2. ketepatan (definitness)
4.      pengarahan (direction)
Penggolongan Tujuan:
1.      Tujuan Organisasi secara makro
  1. Tujuan Manajer pada seluruh tingkatan hirarki organisasi
3.      Tujuan Individu
Klasifikasi Tujuan Menurut G.R. Terry (1975:40):
1.      Tujuan Pokok
  1. Tujuan Bagian
  2. Tujuan Kelompok
  3. Tujuan Kesatuan
  4. Tujuan Individu











BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
      Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa manajemen merupakan sebuah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
B. Saran
     Bagi mahasiswa,makalah ini penting untuk dibaca karna jika nanti kita bekerja di sebuah perusahaan atau pendidikan pasti akan menghadapi masalah tidak berjalannya program kerja secara baik. Bagi penyusun selanjutnya di harapkan bisa membuat makalah tentang materi ini lebih baik lagi.



















Daftar Pustaka
Hasibuan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Widarto, M A. “Teori Manajemen Mutakhir” .16-September-2016. http://teorimanajemenmutakhir.blogspot.co.id/2013/09/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html.
Arianto. “FilsafatManajemen”. 16-September-2016.  http://ariantokutabatu.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-manajemen-dan-filsafat.html
Asep.”Konsep Dasar Manajemen”. 16-September-2016.http://asep919.blogspot.co.id/2012/07/konsep-dasar-manajemen.html?m=1



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer